Selasa, 19 November 2013

MAKALAH PRAKIRAAN DAMPAK DALAM AMDAL



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Pembangunan hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi pada umumnya pembangunan tersebut mempengaruhi perubahan tatanan lingkungan di sekitar area tersebut yang di luar tujuan pembangunan ini yang biasa di sebut dengan dampak. Dampak pembangunan ini mempunyai pengertian perubahan lingkungan yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Dampak Lingkungan mempunyai makna sbg perubahan dapat bersifat alami juga oleh kegiatan manusia.  Dalam studi Amdal dampak lingkungan yg dipelajari adalah suatu kegiatan yg direncanakan oleh manusia Dampak dapat meliputi komponen atau lingkungan kimia, biotis, sosial ekonomi, sosial budaya maupun kesehatan masyarakat. Dampak ini dapat menjadi masalah yang cukup serius karena tujuan pembangunan lebih memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Sedangkan keadaan lingkungan tidak selalu tetap (statis),melainkan selalu berubah seiring dengan waktu yang berjalan. Perubahan ini dapat bersifat daur, acak maupun dengan kecenderungan tertentu. Perubahan yang bersifat daur dapat berjangka pendek, musiman dan berjangka panjang oleh karena itu di perlukan suatu perkiraan dampak untuk meminimalisir kemungkinan dan dampak negatif yang mungkin terjadi.

1.2    TUJUAN
Adapun tujuan di adakan prakiraan dampak dalam proses pembuatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) ini diantaranya sebagai berikut :
1.      Agar mahasiswa mengerti pengertian prakiraan dampak.
2.      Agar mahasiswa memahami berbagai macam metode yang dapat di gunakan dalam prakiraan dampak.
3.      Agar Mahasiswa dapat mengerti proses prakiraan dampak itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    PENGERTIAN PREKIRAAN DAMPAK
Prediksi” (“prakiraan”) à “estimasi” atau “peramalan”: Prakiraan dampak suatu rencana kegiatan terhadap  komponen lingkungan hidup, dilakukan melalui cara prakiraan atau peramalan. Prakiraan dampak adalah merupakan kegiatan tindak  serta memberikan penilaian lanjut dari identitas dampak.
Jika Identitas adalah untuk menduga jenis dampak yang akan timbul, maka Metode Prakiraan merupakan kegiatan untuk menentukan bobot  dampak  lingkungan yang timbul serta memberikan penilaian terhadap tingkat atau derajat pentingnya/gawatnya.

2.2    METODE PRAKIRAAN DAMPAK
Metode Prakiraan Dampak yang dipakai antara lain :
Ø  Metode Formal, meliputi :
1.      Model prakiraan cepat
2.      Model matematik
·           Diskriptif internal : Melalui formula matematika
·           Empiris : Hasil pengamatan
3.      Model fisik
·           Simulasi meniru keadaan
·           Illustrasi keadaan
4.      Model experimental
Melalui kegiatan laboratorium, dilakukan percobaan dilapangan.

Ø  Metode Informal
Metode yang digunakan bila banyak keterbatasan , sehingga tidak mungkin dilakukan dengan formal, beberapa metode informal antara lain :
1.      Intuisi
2.      Pengalaman
3.      Analogi

2.3    METODE PRAKIRAAN TINGKAT KEPENTINGAN DAMPAK
Prakiraan nilai besaran dampak (Magnitude = M) merupakan kegiatan sebelum dilakukannya evaluai terhdapa dampak besar dan penting dalam pengambilan keputusan apakah dampak tersebut akan dikelola dan dipantau dalam dokumen RKL dan RPL. Dalam evaluasi dampak nantinya dilakukan secara berama-sama (integrtad) antara besaran dampak dengan nilai kepentingan dampak (Importancy = I ).
Berikut “Pedoman Kriteria Penentuan Ukuran Penting (P) dan Tidak Penting (TP) Dampak”  masing-masing parameter penentu tingkat kepentingan dampak menurut Kep. Ka. BAPEPDAL, Nomor: Kep-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran dampak Penting, dengan usulan perubahan.
1.      Jumlah manusia yang terkena dampak
Kriteria jumlah manusia terkena dampak dikatakan sebagai dampak penting  (P) apabila terdapat > 25% manusia yang terkena dampak dan tidak mendapatkan manfaat dari proyek.
2.      Luas wilayah persebaran dampak
Kriteria Luas wilayah persebaran dampakdikatagorikan kedalam dampak penting (P) apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-tidaknya dalam luasan 0,25 di wilayah studi pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga dampaknya sudah mengenai banyk komponen lingkungan
3.      Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung  dikatagorikaan sebagai dampak penting (P) apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang batas baku mutu, dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.
4.      Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak dikatagorikan kedalam kriteria penting (P) apabila ada komponen lain yang terkena dampak (sekunder, tersier dst).
5.      Sifat kumulatif dampak
Dikatagorikan penting (P) apabila dampak yang diprakirakan terjadi akan mengalami penumpukan (terakumulasi) dalam satu ruang tertentu, dan dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek saling memperkuat.
6.      Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dikatagorikan penting (P) apabila dampak yang diprakirakan terjadi tidak dapat pulih kembali (tidak berbalik) seperti kondisi semula, baik dipulihkan kembali oleh alam maupun  dengan intervensi manusia.

2.4    GARIS BESAR PROSES PRAKIRAAN DAMPAK
·         Tentukan lingkungan yang akan dibuat modelnya, uraikan karakteristik utama lingkungan tersebut dan dampak yang akan diperkirakan.
·         Pilih metode prakiraan yang sesuai.
·         Kumpulkan data khusus yang diperlukan oleh masing-masing metode.
·         Uji validitas metode (bandingkan hasil dengan observasi yang didapat di lapangan).
·         Sempurnakan model dan lakukan revalidasi.
·         Gunakan metode untuk memprakirakan dampak.
·         Beri interpretasi pada prakiraan.

2.5    METODE EVALUASI DAMPAK
Metode Evaluasi yang digunakan harus disampaikan diawal (pada Bab Metode baik di KA maupun ANDAL).
 Beberapa metode evaluasi dampak antara lain :
1.      Metode overlay (tumpang tindih)
Metode tumpang tindih (metode penampalan), sering disebut sbg metode identifikasi dampak, khususnya dampak yg  mempunyai penyebab geografis, misal pada proyek jalan raya. Tekniknya adalah menampang tindihkan peta dengan pemberian warna pada masing-masing peta.
2.      Metode Daftar Uji (Checklist)
Secara oprasional metode ini adalah dengan membuat checklist kemudian diikuti dengan memberikan contreng (V) atau memberi tanda silang (X). Kemudian mengagresikan nilai (menjumlahkan nilai).
3.      Metode Matrik
Matriks ini disusun dengan terlebih dahulu kita membuat tabel atau sel yang dibagi 2 sel untuk sel A (besaran dampka: kecil sd sgt besar) dan sel B (Derajat dampak: kurang penting sd sangat penting) dilanjutkan dengan memberikan skor dan kode positif atau negatif.
4.      Metode Bagan Alir (Flow Chart)
Bagan alir atau network atau flow chart sering disbt juga diagram alir yakni merupakan metode yg memamaparkan hubungan sebab akibat melalui identifikasi keterkaitan antara aktivitas penyebab dampak (kegiatan proyek) dan komponen lingkungan yg terkena dampak.

2.6    CARA PENDUGAAN DAMPAK
Ø  KOMPONEN FISIKA KIMIA
1.      Komponen Udara, meliputi :
·           Identifikasi emisi gas atau debu yang dikeluarkan oleh aktivitas pembangunan yang direncanakan.
·           Penjelasan tentang kondisi udara sekarang yang merupakan rona lingkungan awal dan bandingkan dengan standar baku mutu kualitas udara.
·           Penentuan dispersi patokan di udara dengan memperhatikan kecepatan angin, tinggi cerobong dan inversinya pada musim kemarau dan musim hujan. Hasil-hasil pengamatan terhadap kualitas udara pada waktu yang lalu harus menjadi bahan pertimbangan.
·           Pelajari data iklim tahunan dan bulanan untuk curah hujan, kecepatan dan arah angin, radiasi matahari, kelembaban dan evatranspirasi. Kemudian tentukan konsentrasi gas dan debu di permukaan tanah.
·           Penentuan adanya dampak yang timbul pada setiap musim dan dampak di setiap aktivitas pembangunan seperti saat prakonstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
Rumus matematis untuk prakiraan dampak terhadap komponen udara misal untuk emisi gas:
 
dimana:


C = konsentrasi suatu gas di atas permukaan tanah (Ug/m3)
Q = banyaknya gas yang dikeluarkan (Ug/m3), merupakan variabel prediktor
αy = pembauran parameter gas secara horizontal
αz = pembauran parameter gas secara vertikal
v = rata-rata kecepatan angin (m/detik)
H = tinggi cerobong efektif
x,y = jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin (m)
Y = tinggi permukaan di atas tanah

2.      Komponen Hidrologi
Komponen hidrologi dalam AMDAL biasanya dirinci menjadi parameter- parameter debit, kualitas air permukaan (sungai, danau, rawa), kualitas dan kuantitas air dalam tanah, iklim makro (curah hujan, kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban), pola drainase dan evaporasi.
Langkah-langkah dalam prakiraan dampak :
·         Penentuan kondisi lingkungan hidrologi yang dirinci atas parameterparameternya,
·         Mempelajari masalah yang berhubungan dengan air permukaan,
·         Penentuan kualitas dan kuantitas air dalam tanah dan penggunaannya oleh berbagai pihak pada waktu yang lalu, saat ini dan prakiraan untuk waktu mendatang,
·         Mempelajari berbagai sumber kualitas lingkungan komponen hidrologi yang ada,
·         penentuan perubahan berbagai parameter air di waktu yang akan datang bila ada proyek dan bila tidak ada proyek, kemudian ditentukan dampaknya bila ada proyek.

Rumus matematis untuk menduga besarnya dampak parameter anorganik dalam air seperti Hg, Cd, Pb, Al dan Cr adalah:
 
Dimana :
Kt = konsentrasi suatu unsur di waktu mendatang
Ko = konsentrasi suatu unsur saat ini
r     = tingkat perubahan setiap waktu tertentu (1 tahun), variabel ini merupakan variabel       
          prediktor
t     = waktu prediksi dalam tahun

Ø  KOMPONEN BIOTIS
1.      Perubahan Jumlah Jenis
Rumus matematis untuk menduga pengurangan jenis tanaman akibat semakin berkurangnya hutan:
 
Dimana :          S = jumlah jenis,
A = luas hutan,
C dan Z konstan.
Variabel prediktor untuk persamaan ini adalah A dimana luas hutan berubah karena adanya proyek pembangunan seperti pemukiman, pertambangan, perkebunan, dsb. Yang menggunakan lahan hutan.
2.      Parameter Vegetasi
Parameter yang umumnya dihitung:
a.      Kerapatan (density)
Ø  Kerapatan individu = jumlah individu / ha
Ø  Kerapatan suatu jenis = jumlah individu suatu jenis / ha
Ø  Kerapatan mutlak suatu jenis = kerapatan suatu jenis
Ø  Kerapatan relatif suatu jenis
 
b.      Keanekaragaman (diversity)
c.       Kekerapan (frequency)
·         Frekuensi mutlak suatu jenis =  
 
·         Frekuensi relatif suatu jenis = 
 
d.      Dominansi (dominancy)
·         Dominansi mutlak suatu jenis = jumlah dari nilai kelindungan suatu jenis
kelindungan  x dibagi dengan luas petak contoh dimana d1 dan d2 adalah diameter tajuk suatu jenis (luas bidang dasar) dominansi mutlak suatu jenis
·         Dominansi relatif suatu jenis =  
 
e.       Nilai penting (importance)
=  kerapatan relatif + dominansi relatif + frekuensi relatif
f.       Summed Dominance Ratio (SDR) = Nilai penting / 3
Perbedaan nilai dari parameter-parameter di atas yang akan datang dengan proyek dan tanpa proyek merupakan besarnya dampak pada parameter - parameter tersebut.




BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Prakiraan dampak adalah merupakan kegiatan tindak  serta memberikan penilaian lanjut dari identitas dampak.
Metode prakiraan  dampak penting dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
  1. Metode formal, meliputi: model matematis,   model  fisik, model eksperimen, dan model prakiraan cepat.
  2.  Motode non-formal seperti metode institusional, pengalaman (professional judgment), dan metode analog.
Pedoman Kriteria Penentuan Ukuran Penting (P) dan Tidak Penting (TP) Dampak menurut Kep. Ka. BAPEPDAL, Nomor: Kep-056 Tahun 1994 adalah sebagai berikut :
1.      Jumlah manusia yang terkena dampak
2.      Luas wilayah persebaran dampak
3.      Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4.      Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
5.      Sifat kumulatif dampak
6.      Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

3.2    SARAN
Untuk para pengusaha yang ingin membangun pabrik maupun proyek lainnya hendaknya terlebih dahulu memprakirakan dampak negatif maupun positif yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
Apakah dengan adanya pabrik tersebut lebih meberikan dampak positif dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan memberikan imbal balik dalam bentuk gaji yang sesuai dengan kemampuan kerja. Atau justru lebih memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan menimbulkan bebagai pencemaran lingkungan yang keberadaannya justru mengancam kehidupan masyarakat sekitar.

1 komentar:

Janny Kusen mengatakan...

Dalam rumus ada yang x 100% bisa diartikan x 100/100 = x 1..mis dalam rumus Kerapatan Jenis Jumlah Individu satu jenis/Jumlah seluruh individu x 100%, sehingga contoh: 10/100 x 100% = 0,1 x 100/100 = 0,1 x 1 = 0,1. Semestinya 0,1 x 100 =10 atau Kerapatan Jenis = 10 %. Bahwa hasilnya dalam % tapi perkaliannya bukan dengan 100%...tapi dengan 100. Hasilnya mungkin tidak salah tetapi penulisan rumusnya salah sehingga kalau diikuti penulisan yang rumus yang salah ini maka hasilnya akan bias (contoh 0,1 yg sebenarnya 10)
Terima kasih, semoga bermanfaat.


Dari Janny Kusen