DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
Demam
berdarah (DB) adalah penyakit
demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat
menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae.
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai
belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus
dengue di seluruh dunia.
1.
Konsep
Trias Epidemiologi
a.
Faktor
Host
Umur : Orang yang beresiko terkena demam berdarah
adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun. Dari seluruh kasus DBD yang
tercatat, sebanyak 27% nya
berasal dari kelompok anak usia 5 tahun sampai 14 tahun.
b.
Faktor
Agent
DBD disebabkan oleh virus dengue yang hingga saat ini telah
diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3 dan 4. Virus Dengue
merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus.
c.
Faktor
Environment (Lingkungan)
o
wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)
o
Tempat-tempat umum. Tempat-tempat umum seperti
sekolah, RS, hotel, pasar, restoran, atau tempat umum lain merupakan
berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan
terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar.
o
Pemukiman baru di pinggir kota. Karena di lokasi
ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah di mana kemungkinan di
antaranya terdapat penderita atau carier.
o
Lingkungan yang lembab, lingkungan yang lembap akan
mendukung perkembangbiakan nyamuk sehingga populasi nyamuk akan meningkat dan
akan mempercepat penularan DBD.
o
Wilayah perkotaan, Penyebaran penyakit Demam
Berdarah Dengue di daerah perkotaan lebih intensif dari pada di daerah
pedesaan. Hal ini disebabkan kepadatan jumlah penduduk yang tinggi didaerah
perkotaan. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan
sehingga memudahkan nyamuk penular Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypti)
menyebarkan virus dengue dari satu orang ke orang lain yang ada disekitarnya
(jarak terbang nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak lebih dari 100 meter).
Selain itu mobilitas penduduk dikota pada umumnya. jauh lebih tinggi
dibandingkan di pedesaan.
o
Vektor. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypty (di kota) dan Aedes albipictus (di desa). Ciri-cirinya
adalah:
ü Sayap dan
badannya belang-belang atau bergaris putih.
ü Berkembang
biak dia air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, WC,
tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas,
pot tanaman air, dan lain-lain.
ü Jarak
terbang ±100.
ü Nyamuk
betina bisa mengigit beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut itu kenyang
sudah berpindah tempat.
ü Tahan
dalam suhu panas dan kelembapan tinggi.
2.
Riwayat
Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah suatu penyakit
pada umumnya melalui tahap-tahap sebagai berikut (M.N Bustan,2006):
a.
Tahap
prepatogenesis
Pada
tahap ini individu berada dalam keadaannormal/ sehat tetapi mereka pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage
of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah
terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini
masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada di luar tubuh
penjamu di mana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang
penjamu.
b.
Tahap
pathogenesis
- Tahap
inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit,
sampai timbul gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu
penyakit dengan penyakit lainnya.
- Tahap
dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit
yang kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan
karena sudah ada gangguan patologis, walaupun penyakit masih dalam masa
subklinis. Pada tahap ini, diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini.
- Tahap
lanjut
Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin
bertambah berat dengan segala kelainan klinik yang jelas, sehingga
diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis
ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut
yang kurang baik.
c.
Tahap
pasca pathogenesis
Tahap
pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan penyakit yang dapat
berada dalam pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,
karier, penyakit berlangsung secara kronik, atau berakhir dengan kematian.
3.
Konsep Tingkat Pencegahan
Beaglehole
(WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial prevention
(pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary prevention
(pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general and specific
protection , secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early
diagnosis and prompt treatment dan tertiary prevention (pencegahan
tingkat ketiga) yaitu dissability limitation. Untuk lebih lanjut, akam
diuraikan sebagai berikut:
1.
Pencegahan
Premordial
Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan,
adanya perkembangan pengetahuan dalam epidemiologi penyakit kardiovaskular
dalam hubungannya dengan diet, dll. Pencegahan ini sering
terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena sering harus
ada keputusan secara nasional.
Tujuan premordial prevention
ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosia-ekonomi dan kultural
yang mendorong peningkatan resiko penyakit. Upaya ini terutama sesuai untuk
ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yan dewasa ini cenderung
menunjukkan peningkatannya.
Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa penegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi
dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat
mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor resiko dapat berkembang atau
memberikan efek patologis. Faktor-faktor itu tampaknya bersifat sosial atau
berhubungan dengan gaya hidup danpola makan. Upaya awal terhadap tingkat
pencegahan primordial ini merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang
posotif yang dapat melindingi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatannya yang
sudah baik.
2.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer ini
bertujuan untuk mengurangi incidence dengan mengontrol penyebab dan
faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik disposable
pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi, dll. Biasanya merupakan Population
Strategy sehingga secara individual gunanya sangat sedikit : penggunaan seat-belt, program berhenti merokok,
dll.
3.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan
untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang lebih serius lewat
diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara timbulnya
penyakit dan waktu didiagnosis & usaha ↓ prevalensi. Dilaksanakan pada
penyakit dengan periode awal mudah diindentifikasi dan diobati sehingga
perkembangan kearah buruk dapat di stop, Perlu metode yang aman & tepat
untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal : Screening pada
kanker cervik, pengukuran tekanan darah secara rutin, dll
4.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan
untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan & rehabilitasi, membuat
penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal pada
rehabilitasi pasien Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dll.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar